Filsafat Barat

Unmoved Mover dari Aristoteles

Nyomot dari X.com (Elon Musk)

    Penggerak yang tak digerakkan (οὐ κινούμενον κινεῖ, ou kinoúmenon kineî) atau penggerak utama adalah konsep filosofis yang digagas oleh Aristoteles. Menurut konsep ini, "penggerak utama" adalah sebab utama semua pergerakan di alam semesta. Seperti yang dapat dilihat dari namanya, "penggerak yang tak digerakkan" menggerakkan segalanya, tetapi tidak boleh digerakkan oleh apapun. Konsep ini berakar dari spekulasi kosmologis yang dibuat oleh filsuf-filsuf Pra-Socrates dan sangat memengaruhi teologi dan filsafat Abad Pertengahan. Misalnya, Thomas Aquinas menguraikan penggerak yang tak digerakkan dalam karyanya Quinque Viae. Baca : Unmoved_Mover_Aristotle

    Menurut Aristoteles, semua pergerakan di alam semesta ini pasti disebabkan oleh penggerak utama/sebab utama, yakni Tuhan. Maka, Tuhan adalah penggerak utama yang menggerakan seluruh alam semesta ini namun Ia tidak boleh bergerak atau dipengaruhi oleh gerakan apapun. Tuhan sebagai penggerak pertama harus unmoved (tidak bergerak/tidak dipengaruhi). Jika Tuhan ikutan bergerak, unsur ketuhanannya akan mati atau dengan kata lain tidak bisa lagi disebut sebagai Tuhan, karena jika Tuhan bergerak maka Dia bisa diukur lewat pergerakan, perpindahan, waktu, dll. Namun, sebagai Yang Maha Kuasa, Tuhan bisa menggerakkan seluruh alam semesta dalam gerakan melingkar (moved in a circle) yang merupakan sebab terjadinya pembentukan (generation) dan kehancuran alam semesta (corruption). Kesimpulannya adalah, jika ada yang menyatakan bahwa Tuhan itu duduk, berdiri, dan kemudian memberi rezeki, maka Tuhan tersebut harus dipertanyakan keasliannya. Sebab, Tuhan memang Maha Menggerakkan, tetapi kalau Tuhan bergerak dan melakukan perpindahan, apakah masih bisa disebut Tuhan? …

       Dalam teorinya unmoved mover, Aristoteles memberikan saran bahwa jika hendak memilih Tuhan, carilah Tuhan yang tidak bergerak baik itu mengatur atau memberi, sebab sifat tersebut hanya boleh dimiliki oleh manusia dan tidak boleh dimiliki oleh Tuhan. Tuhan hanya boleh memiliki sifat menciptakan dan menghancurkan, tidak boleh mengatur. Karena semua yang terjadi di alam ini tidak diatur oleh Tuhan melainkan terjadi karena adanya hukum alam (hukum kausalitas/science). Yupsss, Aristoteles telah mengajarkan sekularisme (sudah dari dulu). Memang begitulah filsafat bekerja, karena filsafat selalu melandaskan dirinya pada skeptisisme (tidak percaya apapun), yang mereka percaya hanya dirinya dan akalnya sebagai perumus suatu kebenaran. Semangat Aristoteles inilah yang membawa peradaban Barat dengan Renaissance-nya lebih bersifat deistik.





 


Comments

Popular posts from this blog

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar part II

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar part III (akhir)