Filsafat Islam

Ibn Thufayl

https://mahasiswaindonesia.id/

1.       1. Setelah Ibn Bajjah, filsuf muslim barat kedua adalah Ibnu Thufayl. Beliau dilahirkan di wilayah Granada sekitar tahun 506 H/1123 M dengan nama Abu Bakar Muhammad Ibnu ‘Abdul Malik Ibnu Thufayl. Beliau mengabadikan diri sebagai dokter istana zaman Abu Ya’qub Yusuf al-Mansur II, pemerintahan al-Muwahidun. Filsafat Ibnu Thufayl tidak jauh berbeda dengan Ibnu Bajjah, Ibnu Sina dan al-Farabi, terutama adalah pandangannya mengenai keabadian jiwa. Dalam teori kosmologinya, beliau dengan jelas mengemukakan gagasan mengenai kedahuluan alam. Bedanya beliau nampaknya tidak membangun pandangannya dengan argumentasi emansi Plotinus seperti yang digunakan al-Farabi dan Ibnu Sina melainkan lebih mirip dengan argumentasi eternal motion Aristoteles:

“Seperti halnya Anda, jika Anda mengambil suatu Jisim dengan genggaman Anda, kemudian Anda gerakkan tangan Anda, maka tanpa ada keraguan Jisim tersebut akan bergerak bersama dengan gerakan tangan Anda, dengan gerakan yang secara alamiah mengikuti di belakang gerakan tangan Anda. Meskipun tidak demikian dari aspek waktunya, karena gerakan keduanya dimulai bersama-sama. Demikian juga dengan seluruh alam ini, yang disebabkan dan diciptakan oleh suatu Pelaku tanpa terikat dengan waktu.” 1

2.      2. Sebagaimana para pendahulunya, baik hal ini al-Farabi maupun Ibnu Sina, Ibn Thufayl juga telah mencoba melakukan kompromi antara agama dengan filsafat yang lebih mirip kepada gaya al-Kindi :
    “Meskipun mereka adalah pecinta kebaikan, menginginkan kebenaran, tetapi karena cacatnya fitrah mereka, mereka tidak mau mencari kebenaran itu melalui jalannya, juga tidak mengambilnya agar dapat merealisasikannya, juga tidak mencarinya dari pintu gerbangnya. Bahkan mereka tidak ingin mengetahuinya melalui jalan para ulama-ulamanya.”


Catatan Kaki

1 Aristoteles dalam bukunya, Physics menyatakan, bahwa tidak ada waktu pada masa lalu tanpa gerak (motion) dan tidak kana da waktu pada masa mendatang tanpa adanya motion. Dengan kata lain, setiap motion dan waktu eksis secara bersamaan. Karena itu, tidak ada waktu yang mendahului motion, sebab dalam motion mesti ada waktu. Dalam buku yang sama Aristoteles juga menyatakan pandangan tentang keazalian motion.

Comments

Popular posts from this blog

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar part II

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar part III (akhir)