Mitos-mitos HAMAS
Menjawab Tuduhan
![]() |
dari Gugel |
Hamas melancarkan serangan tak terduga kepada Israel pada Jum’at dini hari, 6 Oktober 2023. Hamas meluncurkan rentetan serangan roket al-Qassam yang mereka rakit sendiri dari perbatasan Gaza. Mereka dapat memasuki wilayah Israel saat sebagian warga Israel sedang merayakan hari raya Sukkot di Festival Musik Supernova, selatan Gaza. Serangan terbesar yang dialami Israel dalam beberapa dekade terakhir ini baik dari darat maupun udara. Serangan Hamas lantas membuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan perang pada Hamas dan Palestina. Melansir dari The Times of Israel, “Citizens of Israel, we are at war. Not an operation, not a round [of fighting,] at war! This morning Hamas initiated a murderous surprise attack against the state of Israel and its citizens,” kata Netanyahu dalam bahasa Ibrani. Israel dengan segala perlengkapan tempur yang canggih itu membalas serangan Hamas dengan menyerang pemukiman penduduk Gaza, merusak fasilitas umum seperti rumah sakit, dan menargetkan wanita serta anak-anak.
Kabar ini tentu sangat menyesakkan bagi siapa
saja yang masih waras rasa kemanusiaannya. Bagaimana tidak…, korban yang
berjatuhan sangat tidak berimbang di antara kedua pihak, dimana pihak
Palestina-lah yang lebih menderita. Sekali lagi, ini bukan perang tapi
penjajahan. Namun, hal yang menyedihkan justru terdengar dari pihak muslim
sendiri. Beberapa malah mengutuk Hamas atas penyerangan balik yang lebih besar.
Setidaknya suara sumbang dari kalangan Islam yang menuduh Hamas menjadi bukti
bahwa persoalan Palestina belum dipahami dengan baik oleh umat Islam. Penulis
hanya menyayangkan persoalan Palestina yang tidak kunjung dipahami sesuai fakta
dan penuh pertanggungjawaban oleh umat Islam sendiri, itulah mengapa dalam
kesempatan ini penulis ingin berbagi dan mengedukasi seputar konflik
Israel-Palestina, supaya penyelesaian dan solusi untuk Palestina bisa
didapatkan. Maka, syarat sebuah solusi yang baik tidak lain lahir dari
pemahaman akar masalah yang benar.
1. 1. Jika Hamas berisi
orang-orang yang sholeh dan ikhlas, mengapa mereka menyerang Israel (dahulu),
sehingga menyebabkan serangan balik yang lebih dahsyat ?
· Salah satu penyebab perbatasan Gaza masih eksis dan belum diokupasi oleh Israel adalah karena keberadaan Hamas yang melindungi wilayah tersebut sejak 2007. Ambisi Israel untuk merebut Gaza sudah dinyatakan jauh-jauh hari oleh Yitzhak bin Rabin, "I would like Gaza to sink into the sea, but that won't happen, and a solution must be found," saat Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Israel tahun 1992. Lebih dari 30 tahun kemudian, solusi itu tidak pernah terwujud, sebab Hamas benar-benar tidak mengizinkan hal itu terjadi, sampai kapan pun. Hamas merupakan garda terdepan yang melindungi masyarakat Gaza dari penjajahan.
·
Dalam kasus ini, serangkaian serangan kekerasan
dipicu karena warga Israel hendak melakukan ekspansi dan membangun
pemukiman di tanah yang ditinggali warga Palestina, Gaza.
Pemerintah Israel berencana membangun kurang lebih 5000 pemukiman
baru Israel di atas tanah warga Palestina di Gaza. Namun,
alasan terkuat penyerangan yang mereka lakukan hanyalah demi mengakhiri
pendudukan dan menghentikan kekejaman terhadap rakyat Palestina, penodaan
terhadap Masjidil Aqsha, perampasan harta, tempat tinggal, dan kehormatan
perempuan-perempuan Palestina.
·
Sebagai pasukan militer
tentu mereka mengetahui kehebatan dan kecanggihan alat tempur Israel dan
kemungkinan serangan balik yang lebih besar, namun orang-orang salah menggaris
bawahi persoalan ini, dengan menyatakan mereka bodoh. Sekuat dan secanggih apa
pun militer Israel Hamas bahkan tidak ciut nyali, sebab keimanan bahwa Allah
bersama mereka, Allah menyertai kebenaran dan kemenangan, sebegitu kuat
mengakar. Selayaknya orang-orang yang dengki, mereka tidak sanggup membaca
keberanian ini. Padahal, serangan Hamas yang sangat “tidak ada apa-apanya”,
bagai kutil dan bisul jika dibandingkan dengan kekuatan Israel. Nyatanya, mampu
membuat Israel ketakutan dan Netanyahu gemetar sampai harus menggalang dukungan
dari Joe Biden, Rishi Sunak, Macron, Olaf Scholz. Bahkan untuk menenangkan
Netanyahu, Blinken rela terbang dari Amerika ke Israel hanya untuk menepuk
pundak Netanyahu dan mengatakan “We are here, We aren’t going anywhere”, dan
sekali lagi cuma gara-gara serangan ecek-ecek Hamas. Memang benar apa yang
pernah beberapa peneliti katakan, bahwa yang selama ini selalu Barat
khawatirkan adalah “jihadnya kaum muslimin”.
·
Sangat jelas, orang-orang
yang duduk di Hamas adalah orang-orang sholeh dan ikhlas terhadap agamanya.
Dari agama mereka itulah mereka belajar untuk berani melakukan pembelaan
terhadap kemanusiaan secara nyata dibandingkan pemeluk agama lain yang hanya
mampu mengutuk lewat kata-kata. Agama ini memicu keberanian untuk pembelaan
terhadap kebenaran dan kemanusiaan, yang akhirnya Israel sebut sebagai agama Terrorist.
Sekali lagi, upaya yang dilakukan Hamas adalah upaya yang lumrah dan umumnya orang
waras lakukan saat tanahnya dirampas, dan itu bukanlah suatu kejahatan tetapi
pembelaan atas jutaan nyawa yang hilang tanpa alasan dan kesalahan.
·
Alasan lain mengapa Hamas
menyerang Israel adalah mereka benar-benar dalam keadaan putus asa, diam mati
melawan juga mati. Sehingga, mereka lebih memilih menjadi terhormat dengan
melawan, mengabarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang merdeka karena lebih
memilih perkataan Tuhan-Nya, bersepakat hanya Allah-lah yang berhak atas
dirinya, dan tidak ada yang boleh barang seorang pun menindas dirinya sekalipun
itu Israel.
· Dalam keadaan hopeless
tersebut, mereka hendak mengingatkan dan menyentil seluruh kaum muslimin
-berikut pemimpinnya- di dunia ini, bahwa mereka adalah saudaranya juga yang
sama ingin meneguk kebebasan seperti negeri muslim lainnya. Terlebih menyusul
pemberitaan bahwa Mohammad bin Salman akan menormalisasi hubungannya dengan
Israel dan mengakui kedaulatan Israel. Dengan imbalan yang diterima Saudi
adalah Amerika membantunya dalam pembuatan nuklir. Bagaimana mungkin Saudi
memperoleh kemajuan sementara Palestina masih nelangsa dalam kekecewaan,
padahal Rasulullah menitipkan setiap muslim persaudaraan. Itulah yang tidak
pernah direlakan oleh Hamas.
·
Bukti bahwa Hamas pun
melakukan strategi yakni berkaitan dengan peluang yang Hamas ambil untuk
melancarkan serangan saat perpecahan politik di tubuh negara Israel terjadi.
Pada bulan April tahun ini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,
terlibat kasus korupsi dan dia mencoba mengubah sistem peradilan Israel. Ia
juga mengeluarkan undang-undang yang membuat dirinya sebagai Perdana
Menteri tidak bisa diberhentikan. Tak ayal, gelombang demonstrasi dari
seluruh kalangan warga Israel atas kebijakan Netanyahu pun
bermunculan.
Comments
Post a Comment