Mitos-mitos HAMAS

 Menjawab Tuduhan

The Jerussalem Post

1.      2. Hamas adalah bentukan Israel. Mana mungkin Israel dengan segala kekuatannya tidak bisa menghanguskan militer kelas teri seperti Hamas ?...

·   Lagi-lagi ini merupakan pemahaman yang mandul dan terburu-buru, tuduhan yang bahkan tidak menyentuh pada fakta sama sekali. Hamas merupakan kumpulan sipil Palestina atau orang-orang Islam yang mendapatkan pelatihan militer untuk membebaskan tanah mereka yang dicuri. Itu saja. Hamas memang dibawah bayangan Ikhwanul Muslimin, tetapi ia hanya merupakan organisasi dakwah yang bergerak untuk menyatukan umat Islam dan membela kepentingan umat Islam. Tidak lebih dari itu… Mengapa Ikhwanul Muslimin tidak juga dihancurkan oleh Barat/ Israel? Karena mereka (Barat) tidak pernah menemukan kesalahan dan gagal mencari-cari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang duduk di sana, begitu pun yang terjadi pada Hamas. Israel tidak pernah menemukan celah kesalahan yang dilakukan oleh Hamas kecuali jika Hamas yang memulai duluan, maka Israel langsung membuat narasi menyedihkan seolah-olah merekalah yang paling menderita dan menjadi korban. Untuk bisa menghancurkan Hamas, setidaknya Israel harus membuat fitnah yang sama, yang pernah dilakukan Amerika untuk menyerang Irak. Meskipun bisa bagi Israel membuat alibi, namun simpati publik dunia 99% dikantongi oleh Palestina. Terlalu sembrono jika Israel mengambil jalan ini.

·     Setiap tahun Hamas mampu menghasilkan mujahid, dan hebatnya tidak pernah habis para manusia hebat yang mau merelakan nyawanya demi mengambil kembali haknya. Penindasan yang mereka alami setiap hari nampaknya membuat semangat perjuangan tidak pernah luntur pada tiap generasi.

2.     3. Hamas memakai perangkat Cina, yakni Huawei dan membeli roket kepada Iran. Hamas pasti didukung oleh negara Sosialis dan Komunis ?

·      Ini juga merupakan pemahaman yang sangat tidak berempati, apalagi jika diucapkan oleh muslim. Alasan Hamas membeli produk dari China dan roket dari Iran tidak lain karena mereka terpaksa. Mereka sudah sangat menyerah untuk berharap pada negara-negara Arab selaku saudara terdekat. Rakyat Palestina sudah sering merintih, berteriak dan menangis meminta belas kasihan Arab selaku tetangga dan saudara dekat. Namun, yang ada justru sebaliknya, para pemimpin negara Arab, yang bahkan rakyat Palestina masih sudi menganggapnya sebagai saudara, malah sampai hati bermesraan dengan penjajah dan berencana menormalisasi hubungan mereka dalam jenjang yang lebih serius.

·    Hamas tidak punya pilihan lain selain melawan, sehingga terpaksa membeli peralatan perang dari negara-negara lain. Perjanjian damai dari PBB dan solusi dua negara (two state) tidak merubah apapun. Ketika Fatah lebih memilih perjanjian dan perundingan damai dengan Israel di West Bank, hasilnya sama saja, wilayah West Bank tetap dianeksasi oleh Israel, digempur  roket, digusur secara paksa lahan milik orang Palestina, dan diberi tembok besar. Bila Hamas tidak melawan, nasib Gaza akan sama seperti West Bank. Bahkan saat Hamas berupaya melawan semampunya, Gaza tetap ditembok tinggi seperti penjara oleh Israel, terisolir dari dunia luar, hingga Gaza mendapatkan julukan the world’s largest prison. Akan lebih buruk yang terjadi jika tidak melawan.

Sebagai seorang muslim yang sedari awal sudah diberkahi dengan kalimat “setiap muslim bersaudara”, dan “muslim itu bagai satu tubuh”. Maka, reaksi minimal adalah bisa tersentuh hati dan sisi kemanusiaannya atas apa yang menimpa Palestina. Orang yang tidak mempercayai Muhammad sebagai Nabi saja bisa berdiri kokoh membela rakyat Palestina, tanpa memberikan label buruk kepada Hamas yang jelas-jelas mengupayakan pembelaan untuk rakyat Palestina. Mengapa kita yang sudah jelas mengimani Tuhan yang sama, justru tega menuduh Hamas sebagai teroris. Jelas sangat tidak berempati sekali. Jika tidak mengetahui yang sebenarnya tentang Hamas, maka lebih baik diam, ketimbang memfitnah orang-orang yang ikhlas berjuang. Perbanyaklah mengedukasi diri dan belajar tentang pentingnya membela Palestina. Palestina adalah harga diri umat Islam, 23 tahun Rasulullah berdakwah, selama 14 tahun itulah Rasul dan seluruh umat Islam menghadapkan wajahnya ke arah Baitul Maqdis.

“Jika kamu tak mampu membantu agamamu…

Setidaknya jangan berdiri di barisan perusak agamamu” (Imam Syafi’i)

 

Comments

Popular posts from this blog

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar part II

Sekapur Sirih untuk Tulisan “Membongkar Tabu dalam Islam Otoritarianisme dan Ketertinggalan” oleh Krisna Wahyu Yanuar part III (akhir)